Header Ads

5 Mitos Tentang Stroke yang Perlu Diketahui

Halo-sehat2023 - Stroke merupakan masalah kesehatan yang menjadi perhatian karena menjadi penyebab kematian terbanyak di dunia setelah penyakit jantung iskemik. Selain itu, stroke juga menjadi penyebab disabilitas. Dengan penanganan stroke yang segera dapat menurunkan risiko disabilitas dan kematian. 

Namun, masih banyak mitos terkait penyakit stroke yang dipercaya sebagian orang. Bahkan, sebagian mitos justru dapat membahayakan karena seseorang yang sedang mengalami stroke berisiko terlambat mendapatkan perawatan. Berikut penjelasannya!

1. Mitos: Membasahi kepala terlebih dahulu saat mandi dapat menyebabkan stroke


Beredar isu yang menyebutkan serangan stroke yang terjadi di kamar mandi disebabkan oleh urutan mandi yang keliru karena dimulai dari kepala. Namun, kabar tersebut dipastikan hoaks oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika di laman resminya.

Tidak ada bukti bahwa mandi dengan membasahi kepala terlebih dahulu menyebabkan stroke. Menurut American Heart Association, stroke dapat terjadi ketika pembuluh darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi ke otak tersumbat oleh bekuan darah atau karena pembuluh darah yang pecah. Akibatnya, otak tidak mendapatkan oksigen yang dibutuhkannya sehingga sel-sel otak mengalami kematian.

2. Mitos: Stroke hanya terjadi pada lansia


NIH National Institute on Aging menjelaskan bahwa orang tua berisiko tinggi mengalami stroke. Menurut Medical News Today, risiko stroke meningkat dua kali lipat setiap 10 tahun setelah berusia 55 tahun.

Meskipun risiko stroke lebih tinggi pada orang tua, stroke juga dapat dialami usia berapapun. Maka dari itu, penting untuk melakukan gaya hidup sehat sehingga dapat mengurangi risiko stroke.

3. Mitos: Ketika terjadi stroke, maka telinga, jari tangan, atau jari kaki harus ditusuk jarum


Sebagian orang menganggap bahwa ketika terjadi stroke, maka darah harus dikeluarkan dari tubuh dengan cara menusukkan jarum ke telinga atau ujung jari. Padahal, isu yang beredar tersebut dipastikan hoaks oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika di laman resminya.

Seperti dijelaskan pada laman Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, stroke terjadi karena adanya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak, bukan pembuluh darah bagian tubuh lainnya. Melakukan tusuk jarum pada anggota tubuh justru berisiko menimbulkan infeksi apabila jarum tidak steril.

Selain itu, stroke merupakan kondisi darurat yang memerlukan penanganan secepatnya. Menunda-nunda mendapatkan perawatan di rumah sakit justru makin memperburuk kondisi seseorang yang sedang mengalami serangan stroke dan dapat berakibat fatal. DominoQQ

4. Mitos: Jika gejala stroke menghilang, tidak perlu ke dokter


Sebagian orang beranggapan apabila gejala stroke yang menghilang dalam beberapa menit tidak perlu ke dokter. Faktanya, gejala stroke yang hanya muncul sementara tersebut tetap harus mendapatkan penanganan segera.

American Heart Association mengatakan bahwa terhambatnya aliran darah ke otak sementara disebut dengan transient ischemic attack (TIA) atau juga dikenal dengan stroke mini atau stroke ringan. Bekuan atau gumpalan yang menyumbat pembuluh darah pada TIA dapat larut dengan sendirinya, dan biasanya gejala berlangsung kurang dari lima menit. Sering kali kondisi tersebut diabaikan karena gejala stroke yang muncul hanya sebentar.

Meskipun gejala hanya sementara, TIA tetap memerlukan penanganan lebih lanjut di fasilitas kesehatan. Sebab, stroke ringan tersebut bisa menjadi tanda akan terjadi stroke di kemudian hari.

5. Mitos: Terapi kejut listrik dapat mengobati stroke


Beredar kabar yang menyebutkan bahwa terapi listrik merupakan pengobatan alternatif yang dapat mengatasi stroke. Namun, isu tersebut dinyatakan sebagai disinformasi pada laman resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika. Terapi listrik yang mengklaim dapat mengobati stroke tidak teruji secara ilmiah.

American Heart Association menerangkan, ketika muncul gejala stroke perlu mendapat penanganan secepatnya. Penanganan ketika terjadi serangan stroke disesuaikan dengan jenis stroke yang dialami dan faktor lainnya.

Sementara rehabilitasi menjadi kunci pemulihan pasca stroke. Dengan rehabilitasi dapat membangun kekuatan dan kemampuan kembali dalam melakukan aktivitas. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa pemulihan stroke umumnya memerlukan waktu yang tidak sebentar dan berbeda-beda setiap orang.

Terdapat berbagai mitos yang beredar terkait dengan stroke. Stroke disebabkan berkurangnya suplai darah ke otak sehingga sel-sel otak mengalami kematian. Oleh karena itu, stroke perlu mendapatkan penanganan yang segera agar kerusakan sel-sel otak tidak makin meluas. 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.