Header Ads

Apakah MSG Berbahaya bagi Kesehatan?

Halo-sehat2023 - MSG merupakan bahan tambahan pangan yang kerap digunakan untuk menyedapkan makanan. Sebagian masyarakat terbiasa menambahkan masakan sehari-hari dengan MSG. 

Namun, sebagian orang menganggap bahwa MSG dapat mengganggu kesehatan. Tak jarang pula, MSG dituduh sebagai penyebab menurunnya kecerdasan. Apakah MSG berbahaya bagi kesehatan? Simak penjelasannya berikut!

1. Mengenal MSG


Dilansir Medical News Today, monosodium glutamat atau lebih dikenal dengan sebutan MSG adalah bentuk dari asam glutamat, yaitu asam amino yang secara alami terdapat pada berbagai makanan.

Food and Drug Administration (FDA) menyebutkan, selain terdapat pada makanan, asam glutamat juga secara alami ada di dalam tubuh. Seperti penjelasan dalam laman Healthline, asam glutamat merupakan asam amino non esensial, artinya tubuh mampu menghasilkan asam glutamat.

Walau terdapat di sumber yang berbeda, tidak ada perbedaan kimiawi antara asam glutamat yang ditemukan secara alami di beberapa makanan dan yang ada di MSG. Tidak ada perbedaan kimiawi tersebut membuat tubuh tidak dapat membedakan kedua jenis asam glutamat tersebut.

2. Bagaimana MSG dibuat?


FDA menjelaskan bahwa makanan kaya glutamat telah dikonsumsi sejak lama. Misalnya, pada banyak hidangan masyarakat Asia yaitu kaldu rumput laut yang kaya akan kandungan glutamat.

Kemudian, seorang profesor Jepang bernama Kikunae Ikeda pada tahun 1908 mampu mengekstraksi glutamat dari kaldu tersebut dan menetapkan bahwa glutamat dari kaldu memberikan rasa gurih pada sup.

Ia selanjutnya mengajukan hak paten dan memproduksi MSG secara komersil pada tahun berikutnya. Saat ini, MSG tidak dibentuk dengan mengesktraksi dan mengkristalkasn kaldu rumput laut, melainkan diproduksi dengan cara memfermentasikan pati, gula bit, tebu, atau tetes tebu.

3. Awal mula MSG dianggap berbahaya


MSG dianggap buruk untuk kesehatan bermula dari tulisan Robert Ho Man Kwok dalam New England Journal of Medicine yang menyebutkan bahwa ia mengalami sakit setelah mengonsumsi masakan China.

Ia percaya bahwa gejala yang muncul pada dirinya disebabkan mengonsumsi alkohol, natrium, atau MSG. Hal tersebut menimbulkan informasi yang salah tentang MSG.

Selanjutnya, beberapa penelitian mendukung bahwa MSG menimbulkan masalah kesehatan. Namun, keakuratan bukti penelitian dipertanyakan karena beberapa hal, termasuk kurangnya kelompok kontrol yang memadai, jumlah sampel yang kecil, kelemahan metodologi, kurangnya ketepatan dosis, penggunaan dosis yang sangat tinggi melebihi yang biasa dikonsumsi, hingga pemberian MSG melalui rute yang tidak umum atau relevan, misalnya melalui suntikan. DominoQQ

4. Apakah MSG aman untuk dikonsumsi?


Mengutip penjelasan Cleveland Clinic, MSG telah digunakan sebagai penambah rasa sejak awal 1900-an dan mulai mendapatkan reputasi yang buruk saat akhir 1960-an. Sejak saat itu, MSG dikatakan berkaitan dengan bebagai macam masalah kesehatan dan dianggap sebagai bahan yang berpotensi bahaya.

Namun, FDA menyatakan bahwa penambahan MSG sebagai bahan yang secara umum aman digunakan. Medical News Today menjelaskan bahwa tidak ada cukup bukti yang mendukung adanya hubungan antara konsumsi MSG dengan reaksi merugikan yang dilaporkan. Peneliti belum yakin bahwa MSG telah menyebabkan beberapa reaksi pada tubuh. Meskipun begitu, MSG masih kontroversi karena stigma yang berlangsung sejak lama dan kurangnya data konklusif.

5. Sebagian kecil orang yang sensitif dapat mengalami gejala tertentu saat mengonsumsi MSG dalam jumlah banyak


FDA selama bertahun-tahun telah menerima laporan gejala seperti sakit kepala hingga mual setelah mengonsumsi makanan yang mengandung MSG. Namun, FDA belum dapat memastikan bahwa efek yang dilaporkan tersebut disebabkan MSG. FDA juga telah meminta Federation of American Societies for Experimental Biology (FASEB) untuk menguji keamanan MSG pada tahun 1990-an.

Hasil laporan FASEB menyimpulkan bahwa MSG aman digunakan. Laporan tersebut juga mengidentifikasi beberapa gejala yang muncul sementara dan umumnya ringan, antara lain sakit kepala, kesemutan, dan jantung berdebar, pada beberapa orang yang sensitif ketika mengonsumsi 3 gram atau lebih MSG tanpa makanan. 

Dosis 3 gram merupakan jumlah yang tinggi, sehingga tidak mungkin seseorang mengonsumsi MSG lebih dari 3 gram tanpa makanan dalam satu waktu. Sebab, satu porsi makanan yang ditambahkan MSG jumlahnya kurang dari 0,5 gram.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.