Header Ads

Perlukah Minum Antibiotik untuk Mengobati Diare?

Halo-sehat2023 - Diare membuat kamu sering buang air besar dalam sehari. Kondisi tersebut bisa saja mengganggu aktivitas, terlebih lagi jika sedang dalam perjalanan atau sedang beraktivitas.

Terdapat berbagai jenis obat yang digunakan untuk mengobati penyakit, salah satunya adalah antibiotik. Antibiotik digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Lantas, perlukah minum antibiotik untuk mengobati diare? Simak jawabannya di bawah ini.

1. Diare


Diare merupakan masalah yang umum terjadi. Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, diare terjadi ketika konsistensi buang air besar lembek atau cair sebanyak tiga kali atau lebih dalam sehari. Diare bisa terjadi secara akut, persisten, atau kronis.

Diare akut biasanya terjadi 1 sampai 2 hari dan hilang dengan sendirinya. Sementara itu, diare persisten berlangsung lebih dari 2 minggu, tetapi kurang dari 4 minggu. Diare kronis terjadi setidaknya selama 4 minggu.

2. Penyebab diare


Diare akut dan persisten umumnya disebabkan oleh infeksi hingga efek samping obat. Terdapat tiga jenis infeksi yang dapat menyebabkan diare, yaitu infeksi virus, infeksi bakteri, dan infeksi parasit.

Terdapat banyak infeksi virus yang dapat menyebabkan diare, termasuk norovirus dan rotavirus. Mediakom Kementerian Kesehatan juga menjelaskan hal yang sama, bahwa penyebab paling sering diare adalah karena infeksi virus, yaitu rotavirus. Virus penyebab gastroenteritis merupakan penyebab umum terjadinya diare akut.

3. Apakah antibiotik diperlukan untuk diare?


Mayo Clinic menjelaskan bahwa diare yang disebabkan oleh virus tidak perlu antibiotik. Biasanya, diare akut dapat sembuh dengan sendirinya dalam dua hari meski tanpa pengobatan. Sementara itu, obat antibiotik atau antiparasit hanya dapat meringankan diare apabila penyebabnya adalah bakteri atau parasit.

Laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga menjelaskan bahwa penyebab diare pada anak usia kurang dari 3 tahun adalah rotavirus, sementara sisanya disebabkan oleh infeksi bakteri maupun parasit. Oleh sebab itu, sebagian besar diare pada anak tidak perlu antibiotik. Bahkan, hanya 10 sampai 15 persen diare karena bakteri yang perlu pengobatan antibiotik.

Penggunaan antibiotik harus digunakan dengan rasional. Pemberian antibiotik yang tidak tepat justru makin memperpanjang diare yang dialami. Sebab, penggunaan antibiotik dapat memengaruhi keseimbangan flora saluran cerna. DominoQQ

4. Mencukupi cairan saat mengalami diare


Saat diare, kamu perlu untuk mencukupi kebutuhan cairan. Pada orang dewasa, dapat menggunakan air putih, jus buah, dan kuah kaldu.

Air merupakan minuman yang baik untuk menggantikan cairan, tetapi tidak mengandung garam dan elektrolit, seperti mineral natrium dan kalium yang penting untuk tubuh. Untuk mengembalikan mineral yang hilang saat diare, kamu bisa minum jus buah untuk menggantikan mineral kalium, dan sup untuk mengganti mineral kalsium. Namun, beberapa jus buah, seperti jus apel, harus dihindari karena bisa bikin diare memburuk.

5. Komplikasi akibat diare


Diare dapat menyebabkan dehidrasi, kondisi ketika tubuh kekurangan cairan dan elektrolit yang cukup untuk bekerja dengan baik. Dehidrasi dapat terjadi karena cairan lebih banyak keluar saat buang air besar.

Selain dehidrasi, malabsorpsi juga dapat terjadi akibat diare. Ketika seseorang tidak dapat menyerap nutrisi dari makanan, ia dapat mengalami malnutrisi. Beberapa kondisi yang menyebabkan diare kronis sehingga terjadi malabsorpsi, misalnya infeksi, alergi dan intoleransi makanan, serta beberapa masalah saluran pencernaan.

Diare paling sering disebabkan oleh virus sehingga tidak perlu antibiotik, dan biasanya diare akut dapat sembuh dengan sendirinya dalam dua hari. Antibiotik hanya digunakan apabila diare disebabkan oleh bakteri. Pemberian antibiotik yang tidak tepat justru membuat diare sembuh lebih lama karena keseimbangan flora usus terganggu.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.