Header Ads

6 Gangguan Kesehatan Akibat Kurang Gerak, Waspada!

Halo-sehat2023 - Sedentary lifestyle yang menjamur di kehidupan pekerjaan masa kini menyebabkan orang tidak bergerak secara aktif. Sistem kerja jarak jauh sejak pandemik COVID-9 mengurangi intensitas gerak tubuh yang berisiko buruk bagi kesehatan.

Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa lebih dari 80 persen orang dewasa di dunia kurang aktif bergerak. Terdengar sepele namun faktanya tubuh akan merespons buruk hal itu. Yuk, kenali 6 gangguan kesehatan yang bisa timbul akibat malas gerak.

1. Penyakit kardiovaskular


Penyakit kardiovaskular meliputi gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Kebiasaan minim bergerak dapat memicu penyakit arteri koroner, hipertensi, serangan jantung, dan stroke.

Studi dalam International Journal of Environmental Research and Public Health tahun 2012 menyatakan bahwa waktu luang yang diisi dengan aktivitas fisik tinggi menurunkan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 20 hingga 30 persen dibandingkan mereka yang beraktivitas fisik rendah.

Dilansir Healthline, olahraga 30 menit per hari setiap lima hari dalam seminggu dapat meningkatkan kesehatan jantung serta menurunkan risiko terkena penyakit jantung. Aktivitas olahraga ringan yang bisa dilakukan seperti jogging, bersepeda, renang, dan permainan olahraga lainnya.

Saat beraktivitas, jantung akan memompa darah lebih banyak dan mengalirkannya ke seluruh tubuh dengan lebih baik. Selain itu, kalori dan lemak ikut terbakar sehingga dapat mengontrol berat badan dan kolesterol dalam tubuh.

2. Obesitas


Tubuh manusia membutuhkan asupan 2.000 hingga 2.500 kalori untuk menjaga berat tubuh ideal. Jika kalori yang diterima tubuh berlebih maka sisanya akan disimpan dalam bentuk lemak sebagai cadangan makanan.

Dilansir Mayo Clinic, obesitas ditandai dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) di angka ≥30. Obesitas memiliki risiko terhadap penyakit jantung, diabetes tipe 2, hipertensi, hingga kanker.

Tubuh yang pasif tidak akan memproses energi dari makanan. Alhasil, cadangan makanan lemak tubuh semakin banyak dan menyebabkan berat badan naik. Dengan meningkatkan intensitas gerak tubuh dapat membantu menurunkan berat badan.

Data penelitian dalam NIH Public Access tahun 2008 menyebutkan orang dewasa dengan sedikit aktivitas fisik berisiko 3,9 kali lipat lebih tinggi terkena diabetes dibandingkan yang aktif bergerak.

3. Diabetes mellitus (DM) tipe 2


Ketika tubuh malas bergerak, glukosa dalam darah tidak akan menjadi energi sehingga kadarnya dalam darah akan meningkat. Kadar gula darah yang tinggi dalam waktu jangka panjang akan menyebabkan resistensi insulin. Inilah yang menjadi pemicu utama DM tipe 2.

Studi dalam jurnal Diabetes Care tahun 2010 menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang cukup dapat mengontrol dan mencegah resistensi insulin, prediabetes, DM tipe 2, dan komplikasi akibat DM tipe 2. Aktivitas aerobik dan latihan kekuatan otot dapat meningkatkan kerja insulin serta mengontrol kadar gula darah.

Aktivitas fisik yang cukup seperti latihan ringan juga sangat dianjurkan bagi penderita DM tipe 2. Namun, sebelum memulai program latihan sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Jangan lupa untuk selalu mengecek kadar gula darah sebelum dan sesudah latihan.

4. Kanker


Kebiasaan duduk atau rebahan seharian dapat memicu obesitas dan menumpuk racun dalam tubuh yang memiliki hubungan dengan risiko kanker seperti kanker payudara, kanker usus besar, kanker kandung kemih, dan jenis kanker lainnya. DominoQQ

Studi dalam jurnal Asian Pacific Journal of Cancer Prevention tahun 2013 menyebutkan efek aktivitas fisik terhadap mekanisme tubuh yaitu:

*Mengontrol berat badan;
*Membuang racun karsinogenik dan radikal bebas;
*Mengontrol kadar hormon reproduksi dan pertumbuhan;
*Meningkatkan imunitas;
*Mengurangi peradangan sel-sel tubuh;
*Memperbaiki kerusakan DNA.

5. Arthritis


Arthritis merupakan radang pada persendian tubuh dengan gejala sendi bengkak, nyeri, dan kaku sehingga sulit digerakkan. Salah satu faktor risikonya adalah kurang gerak.

Kerja duduk seharian di depan komputer menyebabkan tubuh minim bergerak. Kebiasaan ini akan membuat sendi kaku dan lemah. Selain itu, minim bergerak membuat berat badan meningkat sehingga sendi harus menopang tubuh lebih berat lagi.

Bagi kamu yang bekerja dengan intensitas gerak sedikit, kamu bisa menambahnya dengan latihan ringan yang tidak menyakiti sendi. Khusus penderita arthritis, konsultasikan dulu dengan dokter untuk mendapatkan latihan yang cocok.

6. Meningkatkan risiko depresi


Aktivitas keseharian yang hanya rebahan atau duduk-duduk saja seringkali menimbulkan rasa bosan yang jika dibiarkan terus menerus akan berujung depresi.

Melakukan aktivitas seperti olahraga akan melepaskan hormon endorfin lebih banyak yang memicu perasaan senang serta menurunkan tingkat stres.

Lakukanlah aktivitas yang menyenangkan. Berjalan di sekitar rumah sambil bertukar senyum dengan tetangga juga dapat menjaga suasana hati yang baik.

7. Bagaimana caranya meningkatkan aktivitas fisik?


Kerja duduk seharian memang masih menjadi kebiasaan sehari-hari masyarakat terutama di wilayah perkotaan. Untuk mengatasi hal itu, beberapa kegiatan di bawah ini dapat membantumu meningkatkan aktivitas fisik:

*Lakukan peregangan di sela-sela menonton televisi, bermain komputer, dan alat elektronik lainnya. Batasi waktu penggunaan;
*Ikut serta dalam kegiatan latihan atau olahraga. Kamu juga bisa melakukan workout di rumah sebagai alternatif;
*Aktif bergerak saat di sekolah atau di kantor. Gunakan tangga lebih baik dibandingkan menaiki lift atau eskalator;
*Kegiatan bersih-bersih rumah, berkebun, memasak, dan pekerjaan rumah lainnya bisa dilakukan untuk mengisi waktu luang agar terus bergerak.

Pastinya kamu tidak mau, kan terkena penyakit-penyakit di atas? Yuk, mulai sekarang aktif bergerak demi kesehatan tubuh yang lebih baik. Jangan menunggu sakit untuk memulai pola hidup yang sehat, ya.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.