Header Ads

Apa Pengaruh Dopamin terhadap Kesehatan Mental?

Halo-sehat2023 - Dopamin punya julukan "happy hormone" atau "hormon kebahagiaan". Selain berperan sebagai hormon, dopamin sendiri berperan sebagai neurotransmiter atau pembawa pesan kimia yang membantu aktivitas tubuh kita.

Dopamin memengaruhi sistem saraf pusat, yang meliputi sumsum tulang belakang dan otak. Hal ini membuat dopamin menjadi salah satu zat yang sangat vital bagi manusia. Jadi, apabila terjadi ketidakseimbangan, maka akan menimbulkan banyak dampak negatif, termasuk pada kesehatan mental.

Apa saja efek ketidakseimbangan dopamin pada kesehatan mental? Terus baca, ya!

1. Pemicu anhedonia


Anhedonia adalah ketika seseorang kehilangan minat dan kebahagiaan pada hal-hal yang biasanya membuatnya senang. Misalnya, kalau sebelumnya senang main game atau mendengarkan musik, kita menjadi tidak lagi merasa senang atau tertarik pada hal-hal itu.

Nah, penurunan kadar dopamin dalam otak bisa menjadi salah satu penyebab gejala anhedonia ini. Saat kadar dopamin rendah, sirkuit otak yang terkait dengan perasaan bahagia dan motivasi tidak berfungsi dengan baik. Ini bisa bikin kita merasa kurang tertarik dan tidak merasakan kepuasan yang seharusnya datang dari hal-hal yang biasanya disukai. Ini juga merupakan salah satu gejala depresi yang umum.

2. Memicu gangguan perhatian dan hiperaktivitas


Dalam otak, dopamin membantu mengatur perhatian dan fungsi eksekutif. Fungsi eksekutif adalah kemampuan kita untuk mengendalikan perilaku, memproses informasi, dan membuat keputusan.

Ketika kadar dopamin tidak seimbang, misalnya terlalu rendah, ini dapat memengaruhi kemampuan kita dalam memusatkan perhatian, mengontrol impuls, dan mengatur diri. Ketidakseimbangan dopamin ini dapat berkontribusi pada gejala ADHD, yang membuat penderitanya akan sulit untuk duduk diam dan fokus pada satu hal dalam waktu yang lama.

Selain itu, ketika kadar dopamin terganggu, ini juga dapat memengaruhi suasana hati dan motivasi. Dopamin berperan penting dalam mengatur perasaan senang dan memberikan motivasi untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Ketidakseimbangan dopamin bisa menyebabkan perubahan suasana hati yang berakibat hilangnya minat pada aktivitas yang sebelumnya dinikmati, serta memengaruhi pengendalian diri pada orang dengan ADHD.

3. Dapat menyebabkan kecanduan


Kecanduan adalah kondisi saat seseorang memiliki keinginan yang kuat untuk menggunakan suatu zat atau melakukan suatu aktivitas secara berulang-ulang, meskipun tahu hal itu dapat berdampak negatif.

Dalam otak, dopamin berperan dalam merasakan kesenangan dan memotivasi. Ketika melakukan sesuatu yang kita sukai, otak melepaskan dopamin yang membuat kita merasa senang dan puas. Hal ini membuat kita ingin mengulangi pengalaman tersebut.

Namun, pada beberapa orang, sistem dopamin mereka mungkin tidak berfungsi dengan baik. Ini bisa membuat mereka lebih rentan terhadap kecanduan. Misalnya, saat menggunakan zat tertentu, seperti alkohol atau narkoba, otak melepaskan dopamin dalam jumlah yang sangat besar. Hal ini membuat mereka merasa sangat senang dan ingin merasakannya lagi dan lagi. DominoQQ

Ketika terus menggunakan zat atau melakukan aktivitas yang menyebabkan pelepasan dopamin yang tinggi, otak bisa menjadi terbiasa dengan tingkat tersebut. Akibatnya, mereka mungkin butuh dosis yang lebih tinggi dari zat tersebut untuk merasakan kesenangan yang sama seperti sebelumnya. Inilah yang disebut toleransi.

Kecanduan tentu dapat berdampak negatif pada kesehatan mental. Orang yang kecanduan bisa mengalami masalah seperti kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sulit berkonsentrasi, perubahan suasana hati ekstrem, dan kesulitan dalam mengendalikan perilaku.

4. Menyebabkan suasana hati naik turun


Dopamin adalah zat kimia di dalam otak yang berperan dalam mengatur suasana hati. Jika dopamin bekerja dengan baik, kita cenderung merasa bahagia, bersemangat, dan termotivasi.

Nah, ketika tingkat dopamin tidak seimbang, ini dapat memengaruhi kesehatan mental. Misalnya, jika kadar dopamin rendah, kita mungkin merasa sedih berkepanjangan, kehilangan minat pada hal-hal yang biasanya disukai, dan kurang termotivasi untuk melakukan aktivitas. Di sisi lain, jika tingkat dopamin terlalu tinggi, kita bisa merasa gelisah, cemas, atau mudah marah.

Saat tingkat dopamin seimbang, kita cenderung merasa bahagia dan mampu mengontrol suasana hati dengan baik. Namun, jika tingkat hormon tersebut tidak seimbang, ini dapat menyebabkan gangguan emosional seperti depresi atau kecemasan.

5. Terjadi gangguan cara berpikir


Biasanya, dopamin membantu mengatur pikiran dan persepsi kita. Namun, pada orang dengan skizofrenia, terjadi ketidakseimbangan dopamin di otak. Dopamin dalam otak bekerja dengan cara yang tidak normal sehingga memengaruhi isi pikiran orang dengan skizofrenia. Peningkatan aktivitas dopamin dalam otak bisa menjadi faktor yang berkontribusi terhadap munculnya gejala skizofrenia.

Terjadinya ketidakseimbangan dopamin menyebabkan gejala-gejala skizofrenia seperti halusinasi, yaitu melihat atau mendengar hal-hal yang sebenarnya tidak ada, dan delusi. Ini seperti "notifikasi" yang terlalu bising dan membingungkan bagi otak, sehingga orang dengan skizofrenia mengalami kesulitan membedakan antara realitas dan imajinasi.

Pengobatan skizofrenia sering melibatkan pengaturan kadar dopamin dalam otak. Obat-obatan yang disebut antipsikotik digunakan untuk mengurangi aktivitas dopamin yang berlebihan. Hal ini membantu mengurangi gejala seperti halusinasi dan delusi, serta membantu orang dengan skizofrenia menjalani kehidupan yang lebih stabil.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.